Material Requirement Planning (MRP)
Untuk dapat melakukan pengendalian
terhadap inventori dalam konteks permintaan yang dependen, salah satu dari
beberapa sistim yang dapat digunakan adalah Material Requirement Planning (MRP)
System atau sering juga disebut "Little" MRP. MRP merupakan sistim
yang dirancang untuk kepentingan perusahaan manufaktur termasuk perusahaan
kecil. Alasannya adalah bahwa MRP merupakan pendekatan yang logis dan mudah
dipahami untuk memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan penentuan jumlah
bagian, komponen, dan material yang diperlukan untuk menghasilkan produk akhir.
MRP juga memberikan skedul waktu yang terinci kapan setiap komponen, material
dan bagian harus dipesan atau diproduksi.
MRP didasarkan pada permintaan dependen. Permintaan
dependen adalah permintaan yang disebabkan oleh permintaan terhadap item level
yang lebih tinggi. Misalnya permintaan akan mesin otomotif, roda merupakan
permintaan dependen yang tergantung pada permintaan otomobil. MRP digunakan
pada berbagai industri terutama yang berkarakteristik job-shop, yakni industri
yang memproduksi sejumlah produk dengan menggunakan peralatan produksi yang
relatif sama.. MRP tidak akan cocok bila diterapkan pada perusahaan yang
menghasilkan produk dalam jumlah yang relatif sedikit.
Tujuan
Material Requirement Planning (MRP)
Tujuan Sistem MRP adalah untuk mengendalikan tingkat
inventori, menentukan prioritas item, dan merencanakan kapasitas yang akan
dibebankan pada sistim produksi. Secara umum tujuan pengelolaan inventori
dengan menggunakan sistim MRP tidak berbeda dengan sistim lain yakni:
- memperbaiki layanan kepada pelanggan.
- meminimisasi investasi pada inventori, dan
- memaksimisasi efisiensi operasi
Filosofi MRP adalah “menyediakan” komponen, material yang diperlukan pada jumlah, waktu dan tempat yang tepat.
Keunggulan
dan Kelemahan Material Requirement Planning (MRP)
Keunggulan MRP diantaranya:
1) Memberikan
kemampuan untuk menciptakan harga yang lebih kompetitif,
2) Mengurangi harga jual,
2) Mengurangi harga jual,
3) Mengurangi persediaan,
4) Layanan yang lebih baik kepada pelanggan,
5) Respon yang lebih baik terhadap tuntutan pasar,
6) Kemampuan mengubah skedul
master,
7) Mengurangi biaya set-up, dan waktu nganggur (idle time)
Sedang kelemahan yang pokok adalah menyangkut kegagalan MRP mencapai tujuan
yang disebabkan oleh:
1) Kurangnya komitmen dari manajemen puncak dalam
pengimplementasian MRP,
2) MRP dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dari sistim lain, lebih dipandang sebagai sistim yang berdiri sendiri dalam menjalankan operasi perusahaan daripada sebagai suatu sistim yang terkait dengan sistim lain dalam perusahaan atau suatu bagian dari keseluruhan sistim perusahaan,
2) MRP dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dari sistim lain, lebih dipandang sebagai sistim yang berdiri sendiri dalam menjalankan operasi perusahaan daripada sebagai suatu sistim yang terkait dengan sistim lain dalam perusahaan atau suatu bagian dari keseluruhan sistim perusahaan,
3) Mencoba menggabungkan MRP dengan JIT tanpa memahami betul
karakteristik kedua pendekatan tersebut,
4) Membutuhkan akurasi operasi,
5) Kesulitan dalam membuat skedul terinci.
0 komentar:
Posting Komentar